Advertisers

This is default featured slide 1 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 2 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 3 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 4 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

This is default featured slide 5 title

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jumat, 12 Oktober 2012

CARA AGAR HASIL FOTO TETEP TAJEM


Assalamualaikum agan sis,,hehe
Kali ini joe mau posting cara sederhana agar hasil foto tetep tajam dengan ukuran pixel foto yang lebih kecil,,jadi teman-teman tidak susah-susah kalo mau upload foto dengan hasil tajam seperti aslinya(original).
Yupss,,,liat ke layar laptop kamu y..hehehe

1.klik  image-->image size-->isi sisi terpanjang 900 pixels(atau bisa lebih kecil lagi) 
2. dibawahnya klik bicubic (best for reduction) abis itu klik OK
3. file-->save for web&devices-->klik tanda >> disebelah kanan preset4. keluar jendela optimize to file size isi dgn 249 Kb, 
klik OK-->save trus upload.
Gampang kaann pemirsahhh,, hehehehe
kalo file asli udah tajem, dijamin yang diupload juga bakalan tetep tajem..semoga bs dimanfaatkan..

PENGEMBANGAN SISTEM PARKIR TERKOMPUTERISASI DENGAN OTOMATISASI PEMBIAYAAN DAN PENGGUNAAN RFID SEBAGAI PENGENAL UNIK PENGGUNA


PENGEMBANGAN SISTEM PARKIR TERKOMPUTERISASI DENGAN
OTOMATISASI PEMBIAYAAN DAN PENGGUNAAN RFID SEBAGAI PENGENAL
UNIK PENGGUNA

ABSTRAKSI
Sistem parkir yang berlaku saat ini masih bersifat manual dengan menggunakan karcis parkir sebagai bukti parkir kendaraan dan pembayaran biaya parkir kendaraan dilakukan secara tunai. Sistem parkir yang demikian memiliki kelemahan antara lain, kurangnya tingkat keamanan dan dapat menimbulkan praktik korupsi pada petugas parkir. Sistem komputerisasi parkir sudah banyak berkembang namun sistem parkir yang digunakan,
namun pada saat ini sebagian besar masih belum menggunakan otomatisasi input id kendaraan dan otomatisasi pembiayaan.Dalam penelitian ini digunakan teknologi RFID untuk diterapkan dalam sistem parkir terkomputerisasi sehingga memudahkan dalam hal pengenalan kendaraan dan otomatisasi pembiayaan parkir.
Dalam sistem ini akan diterapkan sistem isi ulang untuk pengisian dana untuk pembiayaan parkir.
Kata Kunci : RFID, Parkir, Komputerisasi

1.    LATAR BELAKANG

Sistem parkir yang berlaku saat ini masih bersifat manual dengan menggunakan karcis parkir sebagai bukti parkir kendaraan dan pembayaran biaya parkir kendaraan dilakukan secara tunai. Sistem parkir yang demikian memiliki kelemahan antara lain, kurangnya tingkat keamanan dan dapat menimbulkan praktik korupsi pada petugas parkir.
Dari permasalahan tersebut, maka timbul ide untuk membuat suatu sistem komputerisasi parkir yang dapat membantu pengaturan lahan parkir. Sistem komputerisasi parkir sudah banyak berkembang namun sistem parkir yang digunakan pada saat ini sebagian besar masih menggunakan sistem parkir
yang bersifat manual, dalam pengertian bahwa jika suatu kendaraan akan memasuki areal parkir, maka petugas pada pintu masuk akan mencatat nomor pelat kendaraan tersebut pada karcis parkir. Kemudian karcis parkir tersebut akan diberikan kepada pemilik kendaraan apabila telah membayar biaya parkir secara tunai, lalu kendaraan tersebut sudah dapat memasuki lahan parkir. Pada saat kendaraan akan keluar dari area parkir, maka pengemudi kendaraan harus memberikan karcis parkir tersebut kepada petugas pada pintu keluar sebagai bukti bahwa nomor pelat kendaraan yang tertulis sesuai dengan nomor pelat kendaraan yang tertulis pada karcis parkir sesuai dengan nomor pelat kendaraan tersebut. Bila sesuai, maka kendaraan tersebut baru boleh keluar dari area parkir. Sistem parkir manual tersebut kurang aman dan efisien.Belakangan berkembang sistem parkir terkomputerisasi yang sudah mampu mengotomatisasi beberapa tahap proses di atas dengan bantuan komputer dan perangkat keras lainnya, namun sistem yang ada saat ini belum mengotomatisasi pada proses input pelat kendaraan dan pembiayaan parkir. Teknologi auto identifikasi sudah banyak namun saat ini teknologi RFID (Radio Frequency Identification) merupakan teknologi auto identifikasi yang paling murah dan maju guna memudahkan penyebaran informasi menjadi lebih cepat dan akurat. Penerapan teknologi RFID ini yang akan digunakan oleh penulis untuk diterapkan dalam sistem parkir terkomputerisasi sehingga memudahkan dalam hal pengenalan kendaraan dan otomatisasi pembiayaan parkir. Dalam sistem ini akan diterapkan sistem isi ulang untuk pengisian dana untuk pembiayaan parkir.




2. TUJUAN PENELITIAN
Tujuan penelitian yang akan dilakukan adalah :
ü  Mengatur dan memudahkan pengelolaan lahan
ü  parkir
ü  Meng-otomatisasi input pelat kendaraan
ü  Meng-otomatisasi pembiayaan parkir
ü  Memberikan fasilitas isi ulang guna kemudahaan
pembiayaan parkir.

3. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN
     TEORI
Penelitian yang berjudul Analisis Dan Perancangan Sistem Electronic Toll Collection (ETC) Berbasis Radio Frequency Identification (Rfid) (Studi Kasus: Jalan Tol Padaleunyi Bandung), oleh Zakariah. Penelitian ini menggunakan teknologi RFID sebagai komponen utama proses transaksi di gerbang tol untuk menggantikan proses transaksi secara manual, namun pada penelitian ini hanyalah sebatas perancangan belum adanya pembangunan sistem dengan penggunaan teknologi RFID. Want (2004) dalam penelitiannya mengatakan bahwa RFID bukan hanya sekedar pengganti barcode. RFID juga memberikan berbagai macam fitur yang tidak diberikan barcode seperti, keamanan, cara pembacaan yang tidak harus secara langsung. Want mengatakan bahwa nantinya RFID akan di gunakan secara global sebagai metode identifikasi otomatis. Pada penelitian Landt (2005) dikatakan bahwa RFID sudah merupakan bagian yang terintegrasi dalam kehidupan sehari-hari yang dapat meningkatkan produktivitas dan kenyamanan. Dikatakan juga bahwa RFID sangat berguna bagi peningkatan produktivitas industri serta sangat berguna bagi pengembangan perangkat lunak. Nath (2006) dalam penelitiannya menyimpulkan bahwa RFID merupakan teknologi identifikasi otomatis yang murah yang dapat diimplementasikan pada sistem atau alat yang relatif murah. Salah satu masalah di kota-kota besar adalah parkir. Jumlah kendaraan bertambah pesat, namun tidak ada tempat yang cukup untuk menampungnya. Itulah mengapa banyak pemilik kendaraan parkir di jalan-jalan seenaknya tanpa mematuhi aturan yang ada hal ini menyebabkan kemacetan dan berbagai macam pelanggaran lalu lintas. Untuk mengatasi hal tersebut di atas maka dibangunlah lahan-lahan parkir untuk menampung kendaraan-kendaraan yang ada. Lahan parkir tersebut butuh suatu sistem untuk mengatur segala aktivitas yang terjadi didalamnya. Beberapa persyaratan yang harus ada dalam sistem parkir :
ü  Adanya kecepatan dalam membaca dan menulis data
ü  Keakuratan dalam menghitung lama parkir dan jumlah biaya yang harus dibayar
ü  Kemanan yang baik itu keamanan kendaraan maupun keamanan informasi yang ada .
ü  Database yang disusun dengan baik sehingga bisa menghasilkan berbagai jenis laporan yang dibutuhkan
ü  Sistem parkir yang umum digunakan pada suatu lahan parkir:
ü  Petugas parkir meng-input plat nomor kendaraan yang masuk melalui pintu masuk parkir
ü  Pemilik kendaraan mengambil karcis parkir dari printer yang mencetak karcis parkir
ü  Setelah pengunjung akan keluar, pengunjung memberikan karcis parkir kepada penjaga pintu keluar parkir
ü  Petugas parkir meng-input kembali plat nomor sehingga dihasilkan output data lama parkir dan biaya parkir (karcis kadang dicetak kembali)
ü  Pembayaran ongkos parkir kadang dilakukan pada saat masuk ataupun keluar

Dalam beberapa tahun terakhir ini, sistem identifikasi otomatis (Auto-ID) menjadi sangat populer dalam berbagai macam industri seperti industri jasa, pembelian dan distribusi barang, perusahaan manufaktur, dan lain-lain. Label barcode yang telah hadir dimana-mana merupakan pencetus terjadinya revolusi sistem identifikasi otomatis. Meskipun barcode sangat murah namun perkembangan dari barcode ini tersandung dengan kapasitas penyimpanannya yang rendah dan tidak adanya kemampuan untuk diprogram ulang. Solusi optimal secara teknis adalah dengan memanfaatkan sebuah silicon chip sebagai media penyimpanan yang kemudian diadopsi dalam sistem RFID (Finkenzeller, 2003).



Gambar 1. Klasifikasi sistem identifikasi otomatis

Sejarah RFID sebenarnya sudah dimulai sejak ditemukannya energi elektromagnetik oleh Michael Faraday tahun 1840. Di abad yang sama James Clerk Maxwell memformulasikan sebuah teori propagasi dari radiasi elektromagnetik. Awal abad ke-20, untuk pertamakalinya manusia dapat menggunakan gelombang radio. Segera setelah itu yaitu tahun 1920 teknologi radar ditemukan yang digunakan untuk mendeteksi dan menentukan lokasi sebuah obyek melalui pantulan dari gelombang radio. RFID adalah sebuah kombinasi dari teknologi gelombang radio dan radar. Aplikasi awal dari RFID yaitu penggunaan tag identifikasi generasi pertama digunakan ketika perang dunia ke-2 sebagai program identification of friend or foe (IFF) yaitu untuk mengidentifikasi pesawat kawan atau musuh. Tag atau transponder semacam ini masih digunakan oleh pesawat militer ataupun komersial hingga saat ini. Studi pertama yang meneliti lebih dalam tentang RFID dilaksanakan oleh Harry Stockman, dengan judul penelitian adalah “Communication by Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2010 (SNATI 2010) ISSN: 1907-5022 Yogyakarta, 19 Juni 2010 Means of Reflected Power” tahun 1948. Di akhir tahun 1960-an frekuensi radio mulai digunakan untuk mengidentifikasi dan memantau nuklir dan material yang berbahaya lainnya. Antara tahun 1970-an dan tahun 1980-an, para pengembang, penemu, perusahaan, universitas dan pemerintah mulai aktif mengembangkan aplikasi RFID di laboratorium masing-masing. Dalam kurun waktu tersebut, teknologi RFID mengalami peningkatan khususnya dalam mengurangi biaya, ukuran, jumlah kebutuhan daya dan jangkauan. Sebuah paten yang berhubungan dengan singkatan kata RFID diberikan kepada Charles Walton tahun 1983. Pada tahun 1999 jutaan tag RFID telah digunakan dalam berbagai macam aplikasi termasuk untuk akses jalan tol, kartu akses pintu, dan tracking kontainer. Sejak saat itu, standar teknis RFID mulai muncul bersama-sama dengan berbagai aplikasi baru seperti penggunaan RFID dalam cabang olahraga atletik. Kemudian teknologi RFID perlahan-lahan mulai berkembang menjadi bagian dari kehidupan kita sehari-hari (Srivastava, 2005). Tag RFID adalah alat yang dibuat dari IC dan antena yang terintegrasi di -dalamnya, yang memiliki memori sehingga tag dapat digunakan untuk menyimpan data. Memori pada tag dibagi menjadi beberapa sel. Ada beberapa sel yang digunakan untuk menyimpan data read only, misalnya nomor seri yang unik yang disimpan saat sebuah tag diproduksi. Selain itu, ada beberapa sel lain yang dapat ditulis dan dibaca secara berulang(Weinstein, 2005, h.27). Tag RFID ada berbagai macam namun secara garis besar dibagi menjadi dua yaitu tag aktif dan tag pasif.



No
tag aktif
tag pasif
1
adanya daya sendiri

daya didapat dari reader
2
jarak baca lebih jauh
jarak baca dekat

3
masa hidup tag tergantung baterai

masa hidup tag lebih panjang

4
bentuk lebih besar
bentuk kecil
5
harga mahal
harga murah

 
Tabel 1. Perbandingan tag aktif dan tag pasif
(Bearl, 2005)

Mifare, yang nantinya akan digunakan penulis dalam penelitiannya, adalah salah satu tag RFID keluaran merk dagang Philips yang merupakan tag yang paling banyak diaplikasikan di dunia. Lebih dari 1 milyar kartu smartchip dan 10 juta reader nya dijual.







Gambar 2. Penampangan tag RFID dengan tipe MF1 IC S50 dan RFID ReaderWriter merk mifare



Gambar di atas menunjukkan tag pasif merk Mifare dengan tipe MF1 IC S50 dan alat reader/writer nya. Pada gambar ditunjukkan arah tanda panah energy dari reader/writer ke kearah tag karena catu daya tag didapatkan dari reader/writer nya. Data dengan arah tanda panah bolak-balik karena alat bias membaca dan menulis ke dalam tag. Adapun alasan penggunaan tag tipe ini adalah :
1.    transmisi datanya secara contactless
2.    secara ekonomis harganya yang lebih murah dibandingkan dengan tag aktif ataupun tag pasif
tipe lain
3.    transfer data hingga 106 Kbit/s
4.    penyimpanan data yang cukup (1Kbyte)
5.    ketahanan data hingga 10 tahun
6.    penulisan data hingga 100.000 kali

4. HIPOTESIS
Pertanyaan penelitian yang akan diangkat adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana sistem parkir dibangun untuk membantu pengelolaan parkir pada suatu lahan parkir
2. Bagaimana penggunaan RFID bisa digunakan guna menggantikan pembiayaan manual pada      sistem parkir terkomputerisasi yang sudah ada

5. METODE PENELITIAN
Bahan penelitian yang digunakan didapat dari :
1. Studi lapangan melihat sistem parkir yang ada pada Jogja International hospital
2. Wawancara dengan user sistem parkir Jogja International Hospital
3. Informasi yang diperoleh dari buku, artikel

Sedangkan alat penelitiannya meliputi :
1. Seperangkat komputer yang cukup untuk menjalankan aplikasi penunjang pembangunan sistem  RFID writer/reader
2. Visual basic sebagai editor pembuatan program
3. MySql sebagai database server

Sebagai data pendukung untuk menganalisis kebutuhan sistem ini maka telah dilakukan peninjauan langsung ke lahan-lahan parkir yang ada.
Pada umumnya sistem pengoperasian parkir ada 2 macam :
1.  Sistem pengoperasian manual, Pada sistem pengoperasian jenis ini pada dasarnya semua proses dilakukan secara manual, termasuk penulisan nomor pelat kendaraan, pembayaran dan pemberian karcis. Biaya parkir pada sistem ini biasanya tidak tergantung pada waktu lama nya parkir.
2. Sistem pengoperasian terkomputerisasi, Pada sistem pengoperasian sistem ini walaupun beberapa proses sudah terkomputerisasi namun masih ada proses manual seperti : input pelat nomor kendaraan, pembayaran parkir manual dengan uang tunai.

Pada dasarnya komponen sistem parkir terkomputerisasi dengan otomatisasi pembiayaan dengan menggunakan teknologi RFID meliputi:
1. Sistem pendaftaran id kendaraan dan pemilik
2. Identifikasi kendaraan otomatis
3. Pembiayaan otomatis biaya parkir





Selain ketiga komponen di atas adanya komponen yang lain yaitu komponen transaksi, termasuk di dalam nya perhitungan biaya parkir berdasarkan waktu, laporan jumlah kendaraan, laporan keuangan, serta login user. Teknologi yang digunakan dalam sistem ini antara lain :
1. Tag RFID
Tipe tag yang dipakai dalam sistem ini adalah tipe tag pasif, yaitu catu dayanya diperoleh dari RFID reader
2. Reader/writer
Merupakan alat yang digunakan untuk membaca tag ataupun menuliskan data ke dalam tag tersebut            Komponen sistem pendaftaran id kendaraan merupakan permulaan dari sistem ini dijalankan.

Proses pendaftaran sebagai berikut.
1. Calon pelanggan ke loket pendaftaran dengan membawa dokumen yang diperlukan yaitu fotocopy salah satu identitas diri yang masih berlaku seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat Izin Mengemudi (SIM) ataupun Passport serta Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK).
2. Calon pelanggan mengisi formulir yang disediakan sesuai dengan identitas yang ada dan sesuai dengan STNK, selain itu juga diisi dengan jumlah saldo yang diinginkan untuk diisi dalam tag.
3. Calon pelanggan membayarkan sejumlah uang yang sesuai dengan yang ditulis pada formulir.
4. Setelah data selesai di input dan pembayaran diterima calon pelanggan menerima tanda bukti serta tag RFID yang sudah aktif dan bisa digunakan sesuai dengan identitas calon pelanggan, identitas kendaraan dan saldo yang dibayarkan

Selain pendaftaran, pada loket pendaftaran ini
bisa dilakukan reload biaya parkir yang akan
ditambahkan dengan biaya parkir yang masih ada.
Jumlah biaya terakhir yang akan dituliskan pada tag
RFID. Adapun proses nya sebagai berikut.
1. Pelanggan datang ke loket pendaftaran dengan membawa tag RFID.
2. Pelanggan membayarkan sejumlah uang yang akan diisikan ke dalam tag
3. Petugas pada loket pendaftaran menuliskan saldo yang baru pada tag pelanggan

Gambar 3. Alur Sistem Yang Akan Dibangun
Komponen identifikasi kendaraan otomatis dari sistem ini mengacu pada teknologi yang menentukan id kendaraan sehingga hal tersebut mengakibatkan input otomatis kepada sistem, walaupun pencocokannya masih dengan cara manual, dibandingkan pada sistem parkir terkomputerisasi yang lain masih digunakan cara manual dengan cara mengetik plat nomor kendaraan yang masuk ke gedung parkir. Identifikasi kendaraan otomatis meliputi tag/kartu yang dilengkapi dengan nomor identifikasi yang unik secara elektronis yang berisi data plat nomor, id pemilik kendaraan, serta biaya
parkir yang tersisa. Adapun prosesnya sebagai berikut.
1. Pada saat kendaraan masuk pengemudi mengeluarkan dan mendekatkan tag RFID ke reader yang terletak pada loket masuk
2. Pada saat tag ada dalam jangkauan reader kemudian reader membaca identitas
kendaraan yang kemudian menjadi input

dalam proses awal sistem parkir ini. Komponen pembiayaan otomatis juga mengacu pada teknologi RFID yang digunakan. Proses nya dijelaskan sebagai berikut.
1. Pada saat kendaraan akan keluar gedung parkir pengemudi mendekatkan tag RFID
pada reader yang terletak pada loket keluar.
2. Setelah tag ada pada jangkauan reader kemudian reader membaca identitas kendaraan sehingga sistem mengetahui waktu parkir dan digunakan guna penghitungan biaya parkir.
3. Sistem mengurangi saldo pada pelanggan sesuai dengan biaya parkir.
4. Alat reader/writer kemudian menuliskan kembali jumlah uang terakhir pada tag.

Beberapa aspek keamanan yang akan dibahas
sebagai berikut.
1. Kendaraan
Untuk keamanan kendaraan pada lahan parkir ditempatkan petugas – petugas yang berjaga secara bergantian dibantu dengan ada nya kamera yang ada pada setiap sudut lahan parkir
2. Kartu / Tag RFID
Untuk pemalsuan ataupun kloning kartu tidak bisa dilakukan karena salah satu pemilihan teknologi RFID ini dikarenakan masih sulit nya duplikasi tag RFID.
Apabila tag hilang dapat diganti dengan tag baru tanpa menghilangkan data yang ada pada tag dikarenakan data selain ditulis dalam tag juga dicatat dalam basis data.
3. Catu daya
Catu daya merupakan komponen penting yang menentukan hidup atau matinya sistem parkir ini, karena catu daya merupakan sumber energi untuk pengoperasian bagi semua peralatan sistem
parkir. Mengingat pentingnya sumber energi tersebut maka sistem parkir ini harus dilengkapi dengan Uninterruptible Power System (UPS) dan Stabilizer untuk menjamin kontinuitas catu daya serta menurunkan variasi tegangan dan variasi frekuensi. Untuk menentukan kapasitas UPS dan Stabilizer yang digunakan maka perlu dihitung kebutuhan konsumsi daya dari tiap-tiap peralatan yang terpasang.
4. Pengkabelan
Seluruh kabel harus dipasang sedemikian rupa sehingga terlindung dari kemungkinan terjadinya kerusakan mekanis atau kerusakan yang diakibatkan oleh gangguangangguan seperti tertindis peralatan lain, digigit tikus, dan lain-lain.

Untuk mendapatkan perlindungan yang menyeluruh terhadap sistem pengkabelan, maka beberapa hal yang harus diperhatikan, seperti berikut ini.
1. Untuk keperluan instalasi catu daya, disyaratkan menggunakan kabel yang telah mendapat sertifikat dari Lembaga Masalah Kelistrikan (LMK).
2. Kabel yang melintang dilapisi pipa untuk menghindari tikus.
3. Stabilizer dan UPS harus dilengkapi dengan grounding.
4. Seluruh jaringan kabel harus dilengkapi dengan circuit diagram untuk memudahkan penelusuran ketika melaksanakan pemeliharaan.


Sistem yang akan dibangun mempunyai batasan
sebagai berikut.
1. Sistem yang akan dibangun hanya menangani parkir berlangganan saja.
2. Setelah sistem selesai dibangun maka dilakukan pengujian saja. Sistem akan dicoba apakah berjalan dengan lancar atau tidak

6. HASIL DAN ANALISIS
Kebutuhan masukan atau input yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dalam pembuatan perangkat lunak ini, antara lain:
1. Data berupa username dan password yang diperlukan untuk admin, penjaga parkir depan penjaga parkir belakang, keuangan, serta pendaftaran pada saat login ke dalam sistem
2. Data id mobil, yang di dapatkan dari tag RFID pada loket parkir depan dapat menentukan pemasukan keuangan dari jumlah dan waktu mobil yang parkir. Data mobil ini juga digunakan untuk pendaftaran mobil dan penambahan saldo.
3. Data keuangan, yang didapatkan dari tag RFID pada loket parkir belakang yang nantinya dapat di ketahui oleh bagian admin dan keuangan.

Masukan data untuk perangkat lunak terdiri
dari beberapa proses, antara lain:
1. Proses pemasukan id mobil. Untuk pemasukan id mobil, pengemudi ataupun penjaga parkir depan mendekatkan tag RFID ke reader agar didapatkan identitas mobil yang akan parkir tersebut lalu disimpan didalam database server.
2. Proses penghitungan biaya parkir mobil. Pada proses ini, pengemudi ataupun penjaga parkir belakang mendekatkan tag RFID ke reader sehingga secara otomatis program menjalankan perhitungan biaya parkir nya.
Keluaran yang diinginkan dalam sistem ini
adalah :
1. laporan biaya parkir mobil
2. jumlah mobil yang ada di area parkir
3. laporan pemasukan keuangan dalam periode tertentu.



Gambar 4. Diagram Konteks Sistem










Gambar 5. Basis Data Bentuk Normal Serta Relasi
Tabel


7. KESIMPULAN
Berdasarkan analisis perancangan dan pembuatan sistem dapat disimpulkan bahwa :
1. Telah selesai dibangun suatu sistem parkir komputerisasi menggunakan teknologi RFID dengan input tag RFID yang dibaca pada saat masuk parkir, serta menghasilkan output berupa biaya parkir yang dihitung pada saat keluar yang kemudian dicatat dalam laporan pemasukan keuangan parkir.
2. Sistem yang dibangun ada 5 modul yang berbeda yaitu modul parkir depan, modul parkir belakang, modul keuangan, modul administrasi dan pendaftaran serta modul admin. Tiap modul menampilkan fungsi yang berbeda sesuai dengan tugas masing – masing bagian.
3. Sistem yang telah selesai dibangun lebih handal dan akurat, terbukti dalam 20 kali percobaan pembacaan kartu belum mengalami kegagalan. Dibandingkan dengan sistem parkir komputerisasi yang ada masih sering terjadi salah input yang diakibatkan oleh ketik oleh petugas penjaga parkir.
4. Sistem yang telah selesai dibangun lebih cepat dalam proses input karena respon time sistem dalam membaca kartu kurang dari 2 detik. Dibandingkan dengan sistem parkir komputerisasi yang ada sekarang membutuhkan waktu sekitar 5 – 10 detik guna petugas parkir melihat dan mengetik pelat nomor kendaraan yang masuk pada lahan parkir.

Mengingat berbagai keterbatasan yang dialami, terutama masalah pemikiran dan waktu, maka penulis menyarankan untuk pengembangan Sistem Parkir Terkomputerisasi dengan Otomatisasi Pembiayaan dan Penggunaan RFID Sebagai Pengenal Unik Pengguna dimasa mendatang diantaranya sebagai berikut.
1. Perlunya dikembangan teknologi pengolahan citra untuk pencocokan identitas kendaraan dengan kartu parkir.
2. Perlunya dikembangkan lagi tentang parkir berlangganan serta limit waktu mobil dikenai biaya parkir.
3. Apabila nantinya akan diimplementasikan sebaiknya dilakukan integrasi antar lahan parkir sehingga kartu parkir dapat dipakai di lahan parkir yang terintegrasi dengan sistem.
4. Apabila nantinya akan diimplementasikan dan dilakukan integrasi antar lahan pakir, sebaiknya dibuat sistem pembelian isi ulang agar pembelian isi ulang bisa dilakukan di banyak tempat.

Gambar 6. Tampilan Menu Transaksi Masuk, Memerlukan Waktu Kurang Dari 2 Detik Bagi Sistem Untuk Membaca Tag RFID



Gambar 7. Tampilan Menu Daftar Kartu






























PUSTAKA
Datasheet Mifare Standard Card IC MF1S50,
version 5.1, Mei 2001, Philips
Semiconductors.
Finkenzeller, Klaus. 2003. RFID Handbook:
Fundamentals and Applications in Contactless
Smart Cards and Identification, 2nd Edition,
London: John Wiley & Sons.
Heinrich, Claus, 2005. RFID and Beyond: Growing
Business Through Real Word Awareness,
Wiley Publishing, Canada
Landt, J, 2005. The History of RFID, IEEE
Potensials, vol. 24, no. 4, pp. 8-11.
Nath, B, 2006, RFID Technology and Applications,
IEEE Pervasive Computing, vol. 5, no. 1, pp.
22-24.
Srivastava, Lara. 2005. Ubiqitous Network Societies:
The Case of Radio Frequency Identification,
ITU Workshop On UNS, Geneva.
Want, Roy. 2006. An Introduction to RFID
Technology, IEEE Pervasive Computing, vol.
5, no. 1, pp. 25-33.
Want, Roy, 2004, Enabling Ubiquitous Sensing
with RFID, Computer, vol. 37, no. 4, 2004, pp.
84–86.
Weinstein, Ron. 2005. RFID: A Technical Overview
and Its Application to the Enterprise, IT
Professional, vol. 7, no. 3, pp. 27-33.

Rabu, 21 Maret 2012

Desa Tebidah Kembali Dilanda Banjir

Tebidah Kembali Banjir



                    




     Desa Tebidah, kecamatan kayan hulu yang tak jauh dari kota Sintang kembali dilanda banjir setelah beberapa hari sebelumnya turun hujan deras yang menyebabkan sungai kayan meluap. akibat banjir, sebagian warga mengungsikan barang-barang berharganya ketempat yang lebih tinggi. selain itu, beberapa sekolah dan kantor kecamatan juga meliburkan aktifitasnya untuk beberapa hari karena tidak bisa berangkat kesekolah akibat tingginya banjir.
      
      Banjir ditebidah memang seringkali terjadi saat musim hujan tiba, namun tak seperti banjir kali ini yang mencapai bahu orang dewasa. banjir kali ini sangat mengganggu warga sekitar. warga terganggu akibat banyaknya sampah-sampah luar yang terbawa oleh banjir. akibatnya, tercium aroma yang sangat mengganggu warga. selain menimbulkan aroma yang tidak sedap, keberadaan sampah ini juga dapat mengganggu kesehatan warga karena sebagian besar warga desa memanfaatkan air sungai untuk keperluan mencuci dan memasak.
        sebagian besar warga yang menggantungkan hidupnya sebagai petani karet tidak bisa untuk berangkat menoreh karet-karetnya, beberapa petani karet mengalami kerugian besar akibat beberapa karet nya terbawa arus sungai kayan. beberapa kios-kios kecil yang berada di tepian sungai juga tak luput dari derasnya arus sungai kayan yang cukup deras. tetapi, selain banjir ini merugikan warga, ada juga beberapa warga yang memanfaatkan banjir tersebut sebagai mata pencahariannya sebagai ojek perahu. khususnya di jalan poros menuju kota sintang. karena tak sedikit warga yang hendak pergi ke kota sintang untuk keperluan kantor dan kuliah.
pemerintah desa tebidah sudah melakukan survei ke beberapa titik banjir. tidak ada korban jiwa dalam banjir kali ini, namun kerugian yang di alami warga cukup besar. warga berharap, pemerintah desa maupun pemerintah pusat kota sintang menanggapi serius banjir tersebut.
karena bantuan pemerintah sangat diperlukan oleh masyarakat yang rugi akibat banjir.(*)





jum'at, 16 maret 2012

Sabtu, 07 Januari 2012

Elemen Komposisi Dalam Fotografi: Garis




Dalam dunia fotografi maupun desain, dikenal ada enam elemen penting yang menyusun komposisi, keenam elemen tersebut adalah: garis(line), bentuk (shape), wujud (form), tekstur (texture), pola (pattern) dan warna (color). Kita akan mengenal aplikasi elemen-elemen tersebut dalam dunia fotografi. Nah saya akan mulai dengan elemen pertama, yaitu GARIS.
Dari keenam elemen komposisi foto yang disebutkan diatas, garis adalah elemen yang terpenting (setidaknya begitu menurut para pakar). Tanpa ada garis, tidak akan ada bentuk, tanpa ada bentuk tidak akan ada wujud. Dan tanpa garis serta bentuk, tidak akan ada pola (pattern). Nah bagaimana anda memanfaatkan penggunaan garis supaya foto anda makin kelihatan indah? mari kita bahas bersama.
Sehari-hari kita selalu melihat elemen garis, hanya mungkin karena terlalu terbiasa mata kita tidak menyadarinya. Horison (garis cakrawala), alur sungai, garis pantai, pematang sawah, jalan, rel kereta api, tangga, gedung, ubin keramik dan lainnya. Garis ada dimana-mana. Pada dasarnya garis bisa dibagi menjadi 4 jenis: horisontal, vertikal, diagonal dan lengkung. Masing-masing jenis bisa mewakili pesan dan rasa tertentu bagi mata yang melihatnya dalam bentuk foto.
1. Garis Horisontal
Garis horisontal memberi kesan stabilitas, tenang, permanen dan kokoh. Contoh paling jelas dari garis horisontal adalah garis cakrawala yang membagi langit dan daratan (atau lautan), garis cakrawala (horison) seperti kaki bagi tubuh: kuat, kokoh, pondasi.
contoh elemen garis horosontal seperti foto dibawah ini:












2. Garis Vertikal
Garis vertikal bisa merepresentasikan kesan kekuasaan dan tinggi (misanya gedung bertingkat) serta pertumbuhan (misal pohon). Hindari meletakkan garis vertikal secara kaku ditengah-tengah foto sehingga membagi foto menjadi 2 bagian.

3. Garis Diagonal
Dibanding garis horisontal dan vertikal, garis diagonal bersifat lebih dinamis. Garis ini memberi nafas dalam komposisi sehingga kesannya lebih hidup. Saat anda mengeksploitasi garis diagonal secara tepat dalam foto anda akan mendapatkan foto yang sangat menarik dan menyedot mata. Gunakan garis diagonal dengan menariknya dari satu sisi ke sisi yang berseberangan.

4. Garis Kurva (lengkung)
Diantara jenis garis lain yang sifatnya formal dan kaku, garis lengkung memiliki sifat luwes dan sangat dinamis. Kalau garis diagonal membuat komposisi terasa lebih hidup, garis lengkung melebihi itu, dia memberi kesan sexy (hmmm… ??) dalam komposisi foto. Garis lengkung kesannya lembut, relaks dan bergerak. Garis lengkung juga sangat dominan di alam, anda bisa menemukan dalam beragam bentuk: gunung, lengkung pantai, ujung daun. Temukan garis lengkung disekitar anda dan foto anda akan lebih keren.
Sekarang anda sudah mengenal 4 jenis garis dalam elemen komposisi. Saatnya mencari garis di sekitar anda. Latihlah mata anda untuk mengenali garis-garis ini. O iya, jangan lupa bahwa anda juga bisa menyertakan beragam garis dalam satu foto.
sesuai kemampuan dan inspirasi anda.
salam jepret.